Suka duka Merawat Motuba atau mobil tua

Motuba atau mobil tua bangka adalah istilah yang umum dipakai untuk mobil yang sudah berumur. Umumnya berumus 10 tahun atau lebih.

Jadi misalnya kalau sekarang tahun 2022, maka mobil keluaran tahun 2012 atau sebelumnya sudah termasuk motuba. Padahal mobil tahun segitu masih banyak beredar di jalanan dan masih dalam kondisi bagus. Bahkan beberapa ada yang masih mulus bagian luarnya.

Mungkin lebih pas kalau mobil tahun 2000 an yang disebut motuba. Karena baik kondisi luar atau kondisi mesin juga umumnya sudah mulai kurang bagus kondisinya karena pemakaian. Ini juga masih banyak beredar di jalanan Jakarta. Apalagi di daerah di luar Jakarta tentu lebih banyak lagi.

Beberapa waktu lalu saat uji emisi di wilayah Jakarta, ada penggolongan standar batas emisi untuk mobil keluaran tahun 2007 ke bawah dan tahun 2007 atau setelahnya. Tentu saja batas emisi untuk tahun 2007 ke bawah lebih longgar, yang disesuaikan dengan kondisi umum mobil keluaran tahun segitu. Penggolongan tahun ini sepertinya lebih cocok juga untuk penggolongan motuba. Yaitu mobil keluaran tahun 2007 ke bawah sebagai golongan motuba.

Sebutan motuba sendiri menurut saya seperti kurang enak didengar. Saya lebih pas dengan istilah mobil tua saja (tanpa bangka).

Kenapa memelihara mobil tua?

Bagi sebagian orang mungkin memelihara mobil tua adalah sebagai hobi. Untuk aktifitas sehari-hari menggunakan mobil utama dengan tahun yang lebih muda. Sedangkan si mobil tua adalah sebagai mobil kedua (atau malah ketiga dst).

Atau juga karena mobil warisan keluarga yang tetap harus dipelihara dan dipakai karena ada nilai historisnya.

kijang putih
toyota corolla ae101

Atau bisa juga karena dana mepet, tapi perlu mobil untuk mobilitas, misalnya karena punya anak kecil. Maka mobil tua bisa jadi pilihan karena harga mobil dan tentu pajaknya yang rendah.

Kalau saya, mungkin bukan karena hobi seperti yang di atas. Tapi lebih karena 'terpaksa' karena tidak ada yang mengurus mobil keluarga. Yang sekaligus juga bisa saya gunakan untuk keperluan sehari-hari.

Pengalaman merawat mobil tua

Pengalaman merawat mobil tua saya lumayan lama. Mungkin dimulai sekitar tahun 2007-an. Dimana saat itu ada mobil keluarga yang selalu dipakai, tapi perawatannya diserahkan total ke sopir. Kami, anggota keluarga tidak memperhatikan apa dan bagaimana mobil dirawat, yang penting saat ingin digunakan, mobil bisa jalan.

Kemungkinan perawatan nya pun apa adanya, misalnya sekedar ganti oli dan isi bensin. Selebihnya pengecekan yang sifatnya pencegahan, mungkin tidak dilakukan. Sehingga saat terjadi kerusakan, ketahuan saat sudah parah dan merembet ke bagian lain, yang tentu saja biaya perbaikannya lebih banyak.

Akhirnya saat itu saya jadi turun tangan untuk ikut merawat mobilnya. Langkah pertama yang saya lakukan adalah mencari informasi seputar perawatan mobil Kijang dengan cara mengikuti komunitas yang ada. Saat itu komunitas yang cukup aktif di mailing-list, semacam group email, adalah Toyota Kijang Cyber Community. Di milis yang cukup aktif saat itu banyak tanya jawab dan sharing seputar permasalahan kijang, termasuk bengkel yang direkomendasikan.

Berbekal sedikit pengetahuan dari milis, saya mulai berbenah Kijang. Saya mulai ikut kalau ada kopdar di bengkel ERC yang sering dipakai untuk ngumpul sekaligus, ada yang ngecek mobil atau melakukan perbaikan.

Saya pun secara bertahap mulai membenahi sektor pengapian, karburator sampai yang terberat adalah turun mesin karena memang ada bagian jeroan mesin yang harus diganti. Itu semua berdasar konsultasi dan rekomendasi dari senior-senior dari komunitas TKCC.

Hasilnya Kijang nya bisa dan sering diajak jalan-jalan cukup jauh dengan medan yang lumayan berat. Rekor terjauh dipakai jalan-jalan ke Pangandaran dan menyusuri pantai selatan hingga perbatasan Garut, lalu kembali ke Jakarta lewat jalur utama.

Hingga dijual di tahun 2018, KM sekitar 400 ribuan, Kijang nya masih dalam kondisi sehat dan siap diajak ke luar kota. Ini terbukti sebelum dijual sempat beberapa kali dipinjam teman dan saudara untuk pergi berombongan ke luar kota.

Di saat yang sama sampai dengan sekarang, saya masih merawat dan memakai Great Corolla tahun 1994 (Toyota AE101) untuk kegiatan sehari-hari.

Suka duka merawat mobil tua

Sukanya, jadi banyak belajar hal baru, terutama tentang mesin otomotif. Tidak detail sih, tapi paling tidak tau pokok-pokoknya saja. Sehingga kalau ada masalah dengan mobil, bisa sedikit ngerti penyebabnya dan kira-kira solusinya. Di samping jadi banyak kenal dengan mekanik atau bengkel, sehingga kalau perlu gampang kontaknya bahkan bisa dipanggil ke rumah kalau darurat. Jadi kenal juga toko onderdil, apalagi yang menjual barang dg kualitas dan harga yang bagus. Dan tentunya jadi banyak teman karena interaksi di komunitas, baik secara online atau secara langsung.

Dukanya korban waktu dan tenaga untuk proses belajarnya. Disamping itu, harus siap-siap kalau mobil tua kita mogok di jalan. Tapi biasanya ini jarang terjadi kalau kita bisa merawatnya dengan baik dan pengecekan secara rutin, apalagi sebelum digunakan untuk perjalanan jauh.

Selebihnya, ada kepuasan tersendiri kalau mobil tua kita bisa dipakai saat dibutuhkan, dan digunakan dalam perjalanan jauh tanpa kendala. Apalagi tampak terawat.

Post a Comment